Kuasa pertambangan timah di Babel telah berlangsung lebih dari satu abad. Ia langgeng, salah satunya akibat hegemoni wacana dan mitos tentang tambang yang membawa kesejahteraan terus diawetkan. Karena itulah, analisa wacana mesti menjadi bagian dari agenda gerakan sosial dan lingkungan. Itulah  alasan mengapa buku ini menjadi relevan. Melalui teori dan analisis wacana yang disajikan lengkap dengan memeriksa kembali tiap episode sejarah panjang yang menjuntai lebih dari satu abad pertambangan timah di Bangka Belitung dan dengan bentang peta kontestasi kepentingan aktor yang kompleks, kontribusi buku ini telah mendudukkan kembali perkara bahwa menolak tambang adalah upaya jangka panjang sekaligus mendasar sebagai tindakan paling asasi, yakni untuk memastikan keselamatan laut sebagai ruang hidup, identitas saat ini juga di masa depan, dan demi menjamin keadilan bagi generasi berikutnya. Buku ini juga tak terpisahkan dari tindakan nyata memperkuat agenda gerakan sosial dan lingkungan hidup baru untuk merebut kembali laut kita, di Bangka Belitung maupun juga di belahan wilayah lainnya di nusantara.