Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
  • Home
  • Artikel

KEWARGAAN PASCAKOLONIAL DI INDONESIA: SEBUAH DISKUSI TENTANG STUDI KEWARGAAN DAN DEMOKRASI LOKAL

  • Artikel, Kegiatan
  • 28 Agustus 2023, 02.54
  • Oleh : PolGov Admin

Research Center of Politics and Government (PolGov) Departemen Politik dan Pemerintahan menyelenggarakan bedah buku di Lab Big Data Fisipol pada Rabu (16/08/2023). Adapun kegiatan ini mendiskusikan buku karya Prof. Gerry van Klinken  yang berjudul “Kewargaan Pascakolonial di Indonesia”. Diskusi ini berlangsung secara bauran dengan turut menghadirkan Prof. Gerry van Klinken selaku penulis buku; dosen Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP); Peneliti PolGov; serta peserta yang terbuka untuk umum. Amalinda Savirani selaku Dosen DPP juga berkesempatan untuk memberikan pembahasan terkait topik buku tersebut. Dipandu oleh moderator, Mahesti Hasanah, diskusi bedah buku ini berfokus untuk membahas demokrasi lokal dan studi kewargaan. 

Klinken membuka diskusi dengan menceritakan tragedi kematian seorang aktivis politik yang bernama Jan Djong di Penjara Maumere. Jan Djong yang secara vokal menyuarakan isu kewargaan dianggap telah melakukan pemberontakan terhadap rezim. Demonstrasi sengaja dilakukan oleh sejumlah aktivis politik di Maumere yang memiliki pengharapan akan kekayaan, kejayaan, hingga kebebasan dari aturan kerajaan yang mengikat. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh kultur transformasi masyarakat kolonial yang mewarisi sejumlah aturan kerajaan. Sejarah telah mencatat bahwa wilayah Maumere pernah menjadi pusat peradaban dari Kerajaan Sikka. 

“Dimana ada raja berarti ada kolonialisme, ada perbudakan. (Kekuasaan) Raja sebagai sisa-sisa kolonialisme Belanda, sedangkan republik yang baru lebih besar dari Kerajaan Sikka,” kata Klinken. Argumen tersebut sejalan dengan konsep kewarganegaraan yang saat itu belum matang dan terpengaruhi oleh lembaga-lembaga konservatif. Tokoh-tokoh yang aktif melakukan demonstrasi seperti Jan Djong pun perlu disingkirkan agar beragam aturan lama tetap berjalan. Dengan demikian, saluran demokrasi kala itu menjadi  tersumbat. 

Selain tragedi tersebut, Klinken juga menyampaikan bahwa buku ini memuat sejumlah kritik terkait studi kewargaan. Misalnya, kritik dari Engin F Isin yang berpendapat bahwa kurikulum di sekolah pada umumnya mengajarkan pendefinisian kewargaan (citizenship) sebagai sebuah keanggotaan. Kewargaan seorang warga negara baru akan dinilai sah apabila memiliki kartu identitas keanggotaan seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP). Namun, pemaknaan secara statis tentang kewargaan justru menimbulkan batasan-batasan politis. Padahal studi kewargaan dapat terwujud secara dinamis dengan melibatkan partisipasi aktif setiap stakeholder. Oleh karena itu Klinken mengatakan, “Pemberontakan (dalam citizenship) dalam bentuk yang berbeda merupakan bentuk modalitas aktif kewargaan.” 

Selanjutnya, Amalinda memberikan tanggapan melalui temuan dari bacaannya. Terdapat dua dimensi yang menempel dalam buku yang ditulis oleh Klinken. Pertama, dimensi temporal yang mengambil sudut pandang kelahiran para elite lokal untuk menguasai akses sumber daya negara. Kedua, dimensi spasial yang menyoroti secara khusus fenomena struktur patronase di Maumere. Di sisi lain, Amalinda mempersoalkan tentang bagaimana relasi antara warga negara dengan pemerintah yang cenderung menuntut kepada negara, “Mengadu ke media sosial merupakan cara baru kita untuk mengkritisi studi citizenship yang statis.” 

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Related Posts

Dorong keterlibatan anak muda dalam Ecological Fiscal Transfer, PolGov selenggarakan diskusi publik bersama The Asia Foundation 

Kegiatan Jumat, 22 Agustus 2025

Pada 21 Agustus 2025, PolGov (Research Center for Politics and Government) bekerja sama dengan The Asia Foundation (TAF) dan Koalisi Masyarakat Sipil menyelenggarakan diskusi publik bertajuk “Ecological Fiscal Transfer Goes to Campus: Keterlibatan Orang Muda […].

Mendorong Tata Kelola Pemerintahan Demokratis dan Akuntabel melalui Seleksi Pamong Kalurahan Guwosari

Kegiatan Kamis, 7 Agustus 2025

PolGov (Research Center for Politics and Government) melaksanakan Seleksi Pamong Kalurahan Guwosari sebagai wujud pengabdian Tridharma Perguruan Tinggi sekaligus komitmen untuk mendorong pemerintahan yang demokratis dan kompeten.

Short Course, Long Impact: Cerita di Balik Kolaborasi DPP dan SUSS

ArtikelKegiatan Jumat, 4 Juli 2025

Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) berkolaborasi dengan Singapore University of Social Sciences (SUSS) telah menyelenggarakan program short course dengan tema besar Environmental Governance. Program ini dirancang dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi tantangan dan peluang […].

PolGov FISIPOL UGM Dukung Demokratisasi Desa Lewat Seleksi Dukuh Babadan

Kegiatan Senin, 5 Mei 2025

Desa atau kelurahan adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga dan mempunyai sistem pemerintahannya sendiri. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah desa atau kelurahan di Indonesia mencapai 84.048 desa pada tahun 2024.
Universitas Gadjah Mada

Alamat

Gedung BA Lt. 4 FISIPOL UGM
Jl Sosio Yusticia, Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Kontak

Whatsapp. (+62) 811 2515 863
Telp. (+62) 274 – 555880
Fax. (+62) 274 – 552212

© 2025 PolGov UGM - Research Centre for Politics and Government