Research Center for Politics and Government (PolGov) Departemen Politik Pemerintahan menyelenggarakan Academic Roundtable Discussion (ARD) dengan tema “All the President’s People? The Origins of Presidential-based Partisanship” pada Selasa (11/7/2023). Acara ini dilaksankan secara bauran dengan melibatkan peserta umum, Dosen Departemen Politik Pemerintahan serta Peneliti PolGov. ARD merupakan agenda rutin yang dilaksanakan oleh PolGov dan terbuka untuk umum.
Dipandu oleh Faiz Kasyfilham, peneliti PolGov, ARD menghadirkan Arya Budi sebagai narasumber. Arya Budi merupakan seorang Kandidat Doctor University of Illinois Urbana-Champaign dan juga dosen Departemen Politik Pemerintahan. Pada kesempatan ini Arya memaparkan topik disertasi miliknya yang membahas mengenai fenomena Presidential-based Partisanship dalam elektoral.
Konsep President-based Partisanship (Pres-ID) merupakan konsep baru yang berangkat dari beberapa kasus protes massif yang dilakukan oleh pendukung kandidat presiden pada saat penetapan pemenang pemilu. Disertasi ini mengulas latar belakang dari adanya pendukung yang sangat loyal dan memiliki posesifitas pandangan politik yang merujuk pada kandidat bukan kepada partai.
Arya menjelaskan bahwa Pres-ID berbeda dengan konsep Party-ID. Pada party-ID attachment kepada partai yang di dalamnya terdapat affection, group reference karena basisnya adalah evaluasi performa partai. Sedangkan pada Pres-ID merupakan leader based partisanship, attachment terhadap pemimpin bukan partai. Party-ID bersifat long-term, tetapi Pres-ID bersifat short-lived yang muncul pada periode elektoral kemudian hilang setelah pemerintahan baru menjabat. Konsep Pres-ID dapat diterapkan di seluruh pemimpin yang diekspektasikan berada di kursi eksekutif teratas. Hal ini berimplikasi pada incumbent cenderung mendapatkan multiple source.
“Pres-ID mempunyai dua fitur, weak and strong presidential identification. Jika weak-ID itu bisa jadi hanya sampai di voting, political decision. Sedangkan jika strong, akan sampai pada level pembentukan political attitudes atau persepsi anda pada setiap perbuatan dan perkataan kandidat,” kata Arya.
Kemudian Arya menjelaskan pada kondisi tertentu, Pres-ID dapat muncul dalam periode elektoral. Faktor yang dapat memengaruhi munculnya Pres-ID salah satunya adalah cleavage atau garis konflik. Pres-ID akan muncul ketika di dalam masyarakat terdapat active cleavage yang dapat dipolitisasi. Electoral Setting juga dapat menjadi faktor munculnya Pres-ID. Lalu pada lingkup kandidat, faktor-faktor melekat pada diri leader atau kandidat juga memengaruhi munculnya Pres-ID antara lain intrinsic attribute yang dimiliki oleh pemimpin, kharismatik, dan persepsi publik yang menganggap kandidat sebagai representasi dari kelompok-kelompok sosial. Political messages dan strategi kampanye calon kandidat menjadi faktor penting yang juga memengaruhi terbentuknya Pres-ID.